Selasa, 30 Oktober 2012

Proyek Rehap Taman Dilintasan Jalan Mubajir

Tampak bangunan yang masih layak di rusak untuk pembangunan Keramiknya.(Foto.TerkelinBukit)
           
 KABANJAHE, KORANKARO
Proyek pengerjaan rehap berat taman dilintasan jalan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertamanan Kab. Karo, terkesan menghamburkan dana yang tidak sedikit. Pasalnya taman dilintasan jalan sepanjang jalan Jamin Ginting Kabanjahe, tepatnya di depan Kantor Bupati Karo, hingga Jalan veteran Kabanjahe atau tugu Bambu runcing Kabanjahe terlihat masih layak pakai dan hanya mengalami sedikit kerusakan dibeberapa titik,jika hanya di cat taman tersebut masih terlihat bagus dan cantik.
 Hal tersebut disampaikan oleh salah satu warga yang AG. Sembiring di Kabanjahe. Dimana dirinya merasa bahwa perehaban tersebut hanya buang-buang uang, karena terlihat jelas bahwa taman itu masih layak dipergunakan.
            “Selaku masyarakat biasa yang buta dengan pembangunan Proyek pemerintah dan  kondisi bangunan maka  saya merasa pembuatan ataupun perehaban tersebut hanya buang-buang uang, karena melalui sudut pandang saya taman tersebut masih bagus, hanya ada beberapa titik yang mengalami kerusakan dan bila kerusakan itu saja di perbaiki maka akan tampak bagus. Seharusnya Pemkab karo  lebih mementingkan atau  memantau keadaan jalan yang ada disepuratan gang yang belum mendapatkan sentuhan pembangunan”, ujar Sembiring .
            Jhonson Ginting yang mengaku sebagai Pengawas pengerjaan Proyek taman dilintasan jalan tersebut Saat dikonfirmasi,tentang anggarannya  yang secara  kebetulan berada di depan  Kantor Bupati mengatakan  bahwa dirinya tidak tahu berapa jumlah anggaran yang di pergunakan untuk pengerjaan proyek tersebut. Disamping itu sang pengawas tersebut juga tidak tahu dimana letak plang proyek dan dirinya juga menyampaikan bahwa dirinya hanya melaksanakan tugas.
            “kalau jumlah dananya dan plang proyek saya tidak tahu, karena saya hanya disuruh mengawasi saja. Dan kalau mengenai pengerjaan ini, saya diperintahkan hanya memasang keramik di taman lintasan jalan ini”, ujarnya singkat.
            Ketika disinggung mengenai mengapa yang masih layak pakai harus dirusakkan, lagi-lagi dirinya menjawab bahwa dirinya hanya ikut perintah dari orang yang ada diKantor Bupati Karo, paparnya sambil menunjukkan gedung Bupati Karo.
            Pelaksana tugas (plt) Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kab. Karo, Mesti Bangun yang dikonfirmasi Via Selularnya menyampaikan bahwa taman yang berada dilintasan jalan tersebut sama sekali tidak layak pakai.
            “proyek tersebut dikerjakan oleh CV. Karya Utama dengan Anggaran Rp. 595.000.000,-. Pengerjaannya dilaksanakan mulai dari depan gedung Bupati Karo ke Tugu Bambu runcing Kabanjahe. Dan keseluruhannya bukan pembangunan baru, hanya rehap berat”, papar Mesti.
            Ditanya mengenai papan nama proyek yang seharusnya dipasang setiap awal sebuah pekerjaan proyek sebagai bentuk transparasi anggaran yang dipergunakan pemerintah, agar masyarakat luas mengetahui besaran anggaran proyek yang sedang di kerjakan oleh kontraktor. Termasuk sumber dana, jenis pekerjaan lamanya waktu pekerjaan yang harus diselesaikan kontraktor sebagai salah satu syarat yang di tetapkan dalam Kepres 54 tentang pengadaan barang dan Jasa, dengan santai Mesti bangun menyampaikan “besok akan dipasang”(LIN).

Jumat, 26 Oktober 2012

RSUD Kabanjahe Diminta Tingkatkan Kualitas Layanan

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabanjahe diminta lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Hal ini demi menyeimbangkan sarana dan prasarana yang sekarang telah dilengkapi, apalagi ke depan, tantangan kerja dipastikan lebih kompleks, seiring kemajuan teknologi medis di berbagai bidang kehidupan.
Imbauan ini diungkapkan Bupati Karo, DR (HC) Kena Ukur Surbakti didampingi Kadis Kesehatan, dr Jansen Peranginangin MM, saat menggelar kunjungan kerja ke RSUD Kabanjahe, baru-baru ini. Lebih jauh setiap tenaga medis, diminta mampu mendedikasikan kemampuan terbaiknya demi mempercepat kesembuhan pasien yang dirawat.
Jika itu terlaksana, niscaya kehadiran RSUD dapat bermanfaat bagi masyarakat, sekaligus meminimalkan masyarakat Karo yang berobat ke rumah sakit luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
“Perlu dipahami, dengan sumber daya di bidang kesehatan yang ada, harus ada progres dan kemajuan yang dicapai, kita tidak bisa mengatakan kita sudah baik bekerja, itu penilaian masyarakat, dari sana, kita harus senantiasa saling bekerjasama dalam mewujudkan profesionalisme pelayanan diberikan,” ujar Karo Jambi di depan Direktur RSUD Kabanjahe dan para staf yang hadir.
Di lain pihak, Karo Jambi mengimbau kepada masyarakat luas untuk memanfaatkan fasilitas ruang bedah yang kini telah berdiri di RSUD Kabanjahe. Hal ini dimungkinkan untuk menghindari beban tambahan masyarakat luas yang selama ini harus berangkat ke kota Medan, Jakarta atau Penang, Malaysia bila hendak melakukan pembedahan. Kini, dengan peralatan modern dan baru, RSUD Kabanjahe siap menatap masa depan pelayanan di sector kesehatan.
Sedangkan, menyangkut ruang ICU yang tidak dapat digunakan karena berhubungan dengan Perda yang belum ada, orang nomor satu di Kabupaten Karo ini akan menindaklanjutinya dengan langkah-langkah koordinasi dengan berbagai pihak yang berkompeten, agar produk peraturan itu bisa cepat keluar dan diaplikasikan. Sebab, amat disayangkan tentunya, peralatan ICU yang telah canggih tidak bisa dimanfaatkan.
Direktur RSUD Kabanjahe, dr Terry Surbakti didampingi,mengatakan, kalau jajarannya akan bekerja semaksimal mungkin menata, mengelola dan memberikan pelayanan terbaik kepada para pasien. Apalagi, tak lama setelah ini pihaknya akan kedatangan seprangkat tempat tidur yang standart dan modern serta peralatan lain, hingga diharapkan mampu memberikan pelayanan maksimal kepada warga masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
Menyangkut keluhan tenaga perawat yang meminta penambahan tenaga dokter spesialis, semisal dokter anak, dr Terry mengatakan sudah mengusulkannya ke pihak yang berkepentingan. Diharapkan, dengan laporan yang telah masuk, bisa menjawab keluhan yang selama ini terjadi.
Dalam kunjungan kerjanya kemarin, Bupati Karo Kena Ukur Surbakti menyempatkan diri meninjau berbagai fasilitas RSUD Kabanjahe, pada beberapa bahagian, Bupati meminta Direktur RSUD agar memperbaiki beberapa titik bangunan agar memberikan kesan baik dan sejuk. Selain itu, harus juga disetting tata taman dan bunga di dalamnya, untuk menambah keindahan dan kenyaman.

Pengendalian Citcit Harus Serentak

Lalat buah atau citcit menjadi musuh petani buah, khususnya petani jeruk di sentra produksi jeruk di Sumatera Utara (Sumut) seperti Karo. Hama tersebut akan sulit dikendalikan jika tidak dilakukan secara serentak oleh semua petani.
Kepala Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Medan Johor Badan Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumut Utema Silan mengatakan selama ini pengendalian lalat buah tidak dilakukan secara serentak oleh petani.
Padahal, sosialisasi tentang lalat buah dan penanganannya sudah dilakukan sejak lama. “Penanganan lalat buah tidak bisa dilakukan secara parsial, harus serentak, semua petani harus melakukannya,” ujarnya, kemarin.
Ia menjelaskan, sejak 2002, sosialisasi pengendalian lalat buah sudah dilakukan dengan mengumpulkan para petani. Sosialiasai tersebut terus dilakukan namun diakuinya yang menjadi persoalan yang lebih komplek adalah penanganan yang belum serentak.
“Karena itu sekarang pemerintah mencanangkan gerakan nasional pengendalian lalat buah, dan Karo sebagai sentra pengendaliannya diikuti kabupaten sekitarnya,” katanya.
Utema mengungkapkan, lalat buah merupakan hama yang dapat berkembang biak dengan cepat apalagi jika tidak ditangani dengan tepat. Teknologi yang selama ini digunakan petani adalah menggunakan perangkap yang dipasang di tangkai tanaman dengan sebuah botol/meblok yang mana di bagian dalamnya terdapat sex feromon (metil eugenol/me) yang ditambah dengan racun.
Perangkap yang dilengkapi dengan zat penarik lalat jantan dan racun tersebut efektif mengurangi serangan lalat buah. Namun akan menjadi sia-sia jika tidak dibarengi dengan pembersihan lahan secara rutin.  Menurutnya, beberapa petani sampai sekarang masih belum mau membersihkan lahannya dari jeruk yang membusuk di bawah pohonnya.
Padahal, jika jeruk yang membusuk tersebut tidak diambil akan menjadi pelindung bagi lalat buah untuk berkembang biak. “Karo sudah mencanangkan langkah yang tepat untuk mengendalikan lalat buah dengan menetapkan hari Jumat sebagai hari melakukan pembersihan kebun dari jeruk yang membusuk kemudian memasukkannya ke dalam plastik kedap udara,” jelas Utema.
Setelah di dalam plastik dan semakin membusuk selama beberapa waktu, jeruk tersebut bisa dijadikan sebagai pupuk. “Dengan begitu pengendalian lalat buah bisa dilakukan dengan praktis dan mudah serta menguntungkan karena jeruk yang membusuk tersebut akhirnya bisa dijadikan pupuk,” katanya

Polres Karo Tangkap Bandar Togel

TANAH KARO,KORANKARO
Polres Karo menangkap bandar besar judi dan togel di Desa Laupakam Kecamatan Mardinding, Jumat (19/10). Tersangka, PT (37). Petugas juga menyita barang bukti uang tunai Rp 2,2 juta, 162 blok kupon, satu buku tafsir mimpi, 37 blok kertas rekap, tiga stabilo, 420 set kertas rekap yang berisi nomor tebakan dan 49 set kertas rekap ukuran kecil. Penangkapan ini berkat pengembangan kasus penangkapan sebelumnya dilakukan Polsek Mardinding. Pelaku ditangkap di rumah kontrakannya.

Kapolres Karo AKBP Marcelino Sampouw SIK kepada wartawan, Senin (22/10) mengatakan, Polres Karo tetap berkomitmen untuk memberantas keberadaan togel di Kabupaten Karo.

Hal itu dibuktikan Polres Karo beberapakali melakukan razia ke pelosok Tanah Karo, guna memberantas judi togel yang mewabah di masyarakat Karo belakangan ini. Kapolres mengajak organisasi pemuda dan masyarakat bersatu membasmi perjudian togel di Tanah Karo.

Keberadaan judi togel di Karo, di perkirakaan omzetnya per bulan mencapai puluhan miliar rupiah. Dana ini didapat dari pembeli togel.

Seperti diketahui, bandar togel yang ditangkap ini omzetnya per bulan mencapai miliaran rupiah.

"Sejauh ini, Polres Karo sudah berupaya keras melakukan yang terbaik terkait pemberantasan judi togel, yang belakangan mewabah di masyarakat Karo. Kita berharap masalah togel di Tanah Karo bisa dibasmi segera mungkin dengan kerjasama semua pihak," ungkap Kabag Humas Polres Karo melalui Iptu Suria Ginting.

Masyarakat berharap togel di bumi beradat Karo Semalem cepat basmi sebab, keberadaanya sangat meresahkan, terlebih kaum ibu yang harus berkurang pendapatanya karena uang hasil kerja suami dibagi kepada dua dapur, yakni pertama dapur rumah tangga dan kedua dapur togel, katanya.

Jalan Lintas Karo-Aceh Tenggara Putus

MARDINDING,KORANKAROJalan lintas Karo - Aceh Tenggara putus total, tepatnya di Desa Sumbekan Kecamatan Mardinding Kabupaten Karo, Selasa (23/10). Hal itu mengakibatkan ratusan kenderaan yang menuju Tanah Karo ataupun sebaliknya terpaksa mengantri berjam-jam. Sebagian para penumpang angkutan umum yang membawa barang, seperti beras dan yang lainnya harus berjalan kaki hingga ratusan meter, dan memanggul barang bawaannya untuk pindah ke mobil yang lain. Terputusnya jalan tersebut akibat banyaknya sampah yang menutupi gorong-gorong, sehingga dam yang tidak dapat mampu menampung tinggi debit air, sehingga air menjebol jalan.

Untuk mengantisipasi agar jalan tersebut dapat dilalui kenderaan, didatangkan alat berat untuk mengorek tanah serta membuat saluran air yang sudah memenuhi dam tersebut. Pengerjaan itu dilakukan oleh warga serta memasang gorong-gorong agar dapat dilalui.

Menurut salah satu warga desa bermarga Sembiring Sinulaki mengatakan kepada wartawan, Rabu (24/10) jalan tersebut putus diakibatkan saluran air yang sudah memenuhi dam. Sementara gorong-gorong yang berada di bawah badan jalan tertutup akibat banyaknya ampah dan air tidak dapat lagi mengalir sebagai mana biasanya. "Mungkin akibat banyaknya sampah itu, air yang memenuhi dam tersebut menjebol jalan," ujarnya.

Ditambahkan Sinulaki lagi, saat terjadinya longsor tersebut mobil yang akan menuju Aceh Tenggara maupun ke Tanah Karo harus melalui Lau Pakam dan tembus Desa Mardinding. Tetapi banyak keluhan supir saat melintasi desa tersebut, karena sebagian warga ada yang melempari mobil.

Selain itu di lokasi terjadinya jalan putus tersebut ada juga sebagian warga mencari kesempatan, karena setiap mobil yang melintas warga mengutip bayaran. Sedangkan mobil yang lengket di lokasi dikenakan biaya tambahan karena telah disediakan Damp Truck untuk menarik mobil.

Sementatara dari pihak terkait sampai saat ini belum ada yang meninjau lokasi terputusnya jalan tersebut. "Apabila tidak segera dibenahi kemungkinan besar jalan tersebut akan mengalami putus total dan merugikan bagi masyarakat", ujar Sembiring Sinulaki.

Polres Karo Temukan Ladang Ganja

NAMAN TERAN, KORAN KARO
Polres Tanah Karo menemukan ladang ganja siap panen di perbukitan Gunung Sinabung atau Juma Uruk Sinabung, Desa Sigarang-garang, Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo, Selasa (23/10). Penemuan ladang ganja sebanyak 424 pohon itu, berawal dari laporan warga. "Saya mendapat informasi dari masyarakat tentang keberadaan ladang ganja ini," ujar Kapolres Karo AKBP Marcelino Sampuow di halaman Mapolres Tanah Karo.

Begitu mendapat informasi itu, polisi yang berkoordinasi dengan Pemerintahan Desa Sigarang-garang dan beberapa warga desa menuju lokasi. Tanaman ganja itu diperkirakan berusia 3,5 bulan yang memiliki panjang sekitar 1,5 meter, hingga tinggal beberapa bulan lagi siap untuk dipanen.

"Saat menuju lokasi ladang ganja di Desa Sigarang-garang, jarak tempuh sekira tiga kilometer. Dibutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk tiba di lokasi dari pemukiman penduduk. Rute menuju ladang ganja curam dan perbukitan, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui siapa pemilik ladang ganja itu," ujarnya.

Dikatakannya, selama kurang lebih enam bulan bertugas di Tanah Karo, dia sudah menemukan dua lokasi ladang ganja , dan informasinya selalu dapat laporan dari masyarakat yang peduli terhadap masa depan masyarakat Karo dan bahaya narkotika, ujarnya.

Senin, 08 Oktober 2012

Menapaki Jejak Soekarno di Tanah Karo

Bougenville di halaman rumah bercat putih itu seakan menjadi saksi bisu. Di dekatnya, tampak berdiri seorang tentara Belanda memangku senjata sedang berjaga. Bung Karno, Sutan Syahrir dan H Agus Salim kelihatan tertawa. Mengapa mereka tertawa? Bukankah mereka dalam pengasingan? Entahlah. Tapi, setidaknya itulah yang tergambarkan dalam foto memoar yang tergantung di dalam rumah bersejarah itu, kini.
Di Desa Laugumba, Kecamatan Berastagai Tanah Karo tepatnya di kawasan seluas 1,5 hektar, terdapat sebuah rumah semi permanen bercat putih, beratap seng berukuran 20×30 meter, dengan seluas taman yang ditumbuhi rerumputan hijau dan bunga-bunga. Tempatnya hening, jauh dari kebisingan. Angin berhembus sejuk hampir sepanjang waktu. Dan tahukah Anda bahwa di tempat itulah Soekarno, sang pelopor kemerdekaan dengan kedua tokoh penting itu pernah diasingkan semasa Belanda melancarkan Agresi Militer yang kedua, pada 1948.
Ir Soekarno yang juga digelari sebagai “putra sang fajar” merupakan presiden pertama Republik Indonesia (RI), H Agus Salim yang merupakan perdana menteri pertama RI, serta Sutan Syahrir menteri luar negeri RI, ketiganya pernah menginap selama 12 hari di sana. Setelah itu dibawa ke Parapat selama tiga hari dengan alasan faktor keamanan.
Fakta apa saja yang terdapat seputar pengasingan ketiga tokoh yang dianggap ektrimis oleh Belanda itu? Banyak versi yang menjelaskannya. Dari situs resmi Yayasan Bung Karno, Cindy Adams dalam bukunya “Penyambung Lidah Rakyat Indonesia” (2001) menuliskan, “Berastagi berarti mengalami kehidupan Bengkulu lagi. Hanya saja, ada beberapa perbedaan. Satu: mereka tidak menamakan pengasingan. Sekarang istilah ‘penjagaan untuk keselamatan’. Dua: ‘kami dijauhkan dari isteri kami’. Dan tiga: ‘kami berada di lingkungan kawat berduri dengan diawasi enam orang pakai senapan mondar-mandir secara bersambung.’”
Versi lain. Dari antara mereka yang ditangkap di Yogja (Yogyakata-red), sembilan orang ditunjuk untuk diiternir tanpa kriteria tertentu. Tidak mengherankan bahwa Soekarno dan Hatta termasuk kelompok ini. Akan tetapi Syahrir, sebagai anggota Dewan Penasehat mempunyai kedudukan yang kurang penting, juga termasuk di dalamnya. Dari para menteri mula-mula, hanya Agus Salim yang dipilih. Di samping itu, diasingkan lagi Ketua KNIP Assa’at, Sekretaris Negara Pringgodigdo, dan S Suriadarma.
Pada 23 Desember 1948 mereka naik pesawat terbang yang dikendalikan oleh seorang komandan yang ditetapkan baru boleh membuka surat perintah bersegel “sangat rahasia” kalau sudah di udara. Kemudian waktu itu sang komandan tahu bahwa mereka harus pergi ke Pulau Bangka. Lalu ketika mendarat di ibukota Bangka, Pangkalpinang, Hatta bersama tiga orang tahanan lainnya disuruh meninggalkan pesawat. Mereka dipenjarakan di sana. Tiga orang yang masih tersisa, Soekarno, Syharir dan Agus Salim diterbangkan ke Medan. Dari sana mereka naik kendaraan ke Berastagi, sebuah kota di pegunungan kira-kira 60 kilometer dari Kota Medan.
Setelah ketiganya di Berastagi, tenyata di sana timbul masalah penjagaan, mereka bertiga lalu diasingkan ke tempat lain. Pada 1 Januari 1949 mereka dipindahkan ke Parapat, sebuah tempat liburan yang tidak jauh dari Berastagi. Di sana, mereka ditempatkan di sebuah rumah peristirahatan mewah yang lebih mudah dijaga. Demikian pula Lambert Giebels dalam bukunya “Soekarno Biografi 1901-1950” (2001) melukiskan peristiwa pengasingan Soekarno ke dari Berastagi ke Parapat.
Sedang, DR Asvi Warman Adam (sejarahwan LIPI) dalam keterangannya pada tahun 2005 menjelaskan, Bung Karno tak lama di Berastagi karena alasan keamanan. Tempat mereka menginap dianggap pihak Belanda tidak aman karena bisa diserang oleh Laskar Rakyat. Saat itu, Tanah Karo dikenal sebagai poros perjuangan rakyat Sumatra Utara untuk menegakkan kemerdekaan di Republik Indonesia. Mereka pun secepatnya dipindahkan ke Parapat (di pinggir Danau Toba) pada 1 Januari 1949. Dan pada 7 Februari, dari Parapat mereka dibawa ke Pulau Bangka. Mereka berkupul di sana. Lalu pada 6 Juli 1949 Bung Karno kembali ke Yogyakarta.
Rumah putih warisan kolonialis

“Kawan! Pusara adalah lambang kesinambungan hidup! Mati! Dalam perjuangan. Bahana kekal panggilan Bung Karno dari Blitar sampai Tanah Karo”
(Sitor Situmorang)
Demikian Sitor Situmorang, sastrawan angkatan 45 itu menuliskan seuntai kalimat tanda penghormatan pada “sang proklamator” pada sepetak batu marmer di Monumen Bung Karno, Laugamba Berastagi. Saksi bisu—pohon berbunga violet—itu masih tumbuh subur di sana memesona taman itu. Kicau burung-burung terdengar di balik pepohonan menambahi ketenangan suasana.
Alasan inikah yang membuat pemerintah kolonial Belanda membangun sebuah rumah peristirahatan, yang kelak menjadi rumah tawanan sementara bagi Soekarno dan dua tokoh penting itu di sana?
S Sinaga, sang penjaga bekas rumah tahanan yang selama ini sering digunakan sebagai mess (tempat peristirahatan) bagi pejabat Pemerintahan Sumatra Utara itu, menjelaskan bahwa memang rumah itu dulunya adalah kediaman khusus diperuntukkan bagi jenderal-jenderal Belanda selama melaksanakan tugasnya di daerah kolonial kawasan Tanah Karo.
Tak jelas kapan rumah ini dibangun, yang pasti sekitar tahun 1800-an, jelas Sinaga, yang merupakan anak dari J Sinaga, sang ayah yang pernah bekerja sebagai juru masak Belanda (koki) di rumah tersebut.
Hebatnya, meski setua itu, tampak kondisi bangunan dan perabotan yang ada di dalamnya masih tampak kuat dan awet. Soekarno ditempatkan sendiri dalam satu kamar. Di ruangan tengah antara kamar tidur Soekarno dengan kamar tidur Agus Salim dan Sutan Syahrir terdapat satu set meja dan kursi.
Ada juga lukisan tergantung di sana, sebuah lukisan artistik berobjek bunga, karya F Van Vreeland dan lukian sebuah ladang yang asri dan subur karya Jan Sleyter. Di dalam ruangan terasa adem, tenang. Nah, di ruang tamu akan didapati dua buah foto yang tergantung di dinding ruang tamu, yang masing-masing menggambarkan bahwa Seoekarno, Agus Salim dan Sutan Syahrir pernah singgah di tempat ini.
Kedua foto merupakan hasil reproduksi Sem Anthonius Meliala. Sedang foto aslinya, kata Sinaga, berada di tangan seorang warga negara Belanda, yang pada 2001pernah dipinjamkan kepada Sem untuk dicetak ulang.
“Inilah salah satu bukti sejarah yang menunjukkan bahwa Soekarno memang pernah diasingkan di Tanah Karo,” katanya sambil menunjukkan bougenville yang pohonnya masih tumbuh pendek dan di depannya tampak seorang Belanda memangku senjata berlars panjang sedang mengawasi mereka bertiga. Dan dalam foto tersebut, ketiganya terlihat sedang tertawa. Seokarno mengenakan pakaian kebesarannya, Sutan Syahrir mengenakan kemeja dan rompi, sedang Agus Salim tersenyum sambil memegang tongkatnya.
“Soekarno, Agus Salim dan Sutan Sharir diperlakukan secara terhormat. Mereka dianggap sebagai tahanan politik terhormat oleh Belanda waktu itu,” ujar Sinaga lalu kemudian menunjukkan kamar Bung Karno, dilengkapi dengan dua buah tempat tidur, lemari dan kamar mandi terpisah dari ruangan. Semuanya terlihat masih terawat dan kuat.
Di luar, tepat di tengah halaman rumah, berdiri sebuah monumen perunggu (replika) Soekarno sedang duduk menyilangkan kaki kanannya. Dengan dua buah lampu sorot di kiri dan di kanan, pahatan buah tangan Djoni Basri bangunan yang diberi nama Monumen Bung Karno ini diresmikan pada 22 Desember 2005 oleh Gubernur Sumatra Utara (waktu itu T Rizal Nurdin), dan Ketua Yayasan Bung Karno Guruh Soekarnoputra.
Awalnya, pemugaran rumah tahanan Bung Karno yang dimulai April 2001 (menjelang 100 tahun Bung Karno) akan dilengkapi dengan patung Bung Karno setinggi 7 meter, menggambarkan Bung Karno sedang menunjuk ke depan dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menjepit tongkat komando. Akan tetapi, rencana itu berobah. “Guruh mengatakan kesan patung demikian rupa diragukan akan menimbukan opini publik yang beragam tentang Bung Karno,” tutur Sinaga.

Jalan Medan-Brastagi Kembali Macet Total

keterangan gambar : Truk yang membuat jalan macet melanggar PP Gubernur leluasa melintas timbangan membawa air mineral dari Daulu Tanah Karo, setelah memberi uang.
BERASTAGI, KORAN KARO
Arus lalu lintas Medan-Berastagi dan sebaliknya, Sabtu (6/10) macet total. Kemacetan itu, selain disebabkan, truk sarat muatan dari Medan menuju arah Tanah Karo juga puluhan truk dua sumbu yang membawa air mineral dari arah Tanah Karo secara beriringan menghambat mobil pribadi.

Pantauan wartawan, truk dua sumbu yang menuju Medan membawa muatan air mineral, yang membuat jalan macat melintas di jembatan timbangan tanpa menghiraukan PP Gubernur yang melarang melintas pada hari libur sampai pukul 22.00wib.

Ketika ditanya wartawan supir truk air mineral AS dan DS di Timbangan Sibolangit mengatakan, kalau melintas timbangan dengan membayar Rp50 ribu, kapan saja bisa melintas. "Dengan uang Rp 50 ribu, kita bisa lewat kapan saja," ujar AS dan DS.

Kepala Jaga Timbangan Sibolangit ketika dihubungi tidak bertemu, dan anggotanya mengatakan tidak ada di tempat. Dikonfirmasi tentang pembayaran Rp 50 ribu setiap truk dua sumbu yang melintas, 8 petugas jembatan timbangan Sibolangit yang bertugas tidak satupun yang menjawab

KUPT Jembatan Timbang Bandar Baru Kecamatan Sibolangit, Pinem ketika dikonfirmasi melalui telepon mengatakan, jika hal itu benar diberitakan saja.

Demikian juga sejumlah kendala lainnya juga ditemui di perbatasan Deliserdang-Kabupaten Karo. Beberapa truk dan mobil pribadi rusak di kilometer 52-53 sebelum puncak Penatapen, Doulu, Kecamatan Berastagi.

Sejumlah polisi dari Polres Karo terpaksa "turun gunung" ke Sibolangit mengatur lalu lintas hingga kelancaran lalu lintas mulai mencair pada pukul 22.30 wib.

"Ini perlu segera dicari solusinya, hingga tidak tiap hari terjadi kemacetan di jalan negara ini. Perda Gubsu tentang larangan lintas truk bersumbu dua pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional lainnya juga sudah diabaikan.

Truk membawa batu dolomit dan air mineral sarat muatan juga bebas lewat timbangan Sibolangit.

Danrem 023-KS Kunjungi Kodim 0205-Tanah Karo

Keterangan gambar : Danrem 023/Kawal Samudra Kol Inf Andika Pratama menanam bibit pohon jambu di Makodim 0205/Tanah Karo.

BERASTAGI, KORAN KARO
Danrem 023/Kawal Samudra Kol Inf Andika Pratama didampingi Ketua Persit Korcab Rem, Diah Hety Perkasa dan Kasrem Letkol Inf Martohap Simorangkir serta rombongan kunjungan kerja ke Kodim 0205/ Tanah Karo, Selasa (2/10). Kedatangan Danrem dan rombongan disambut Dandim 0205/Tanah Karo serta Ketua Cabang Persit Kodim 0205/Tanah Karo serta jajaranya, di Makodim Jalan Djamin Ginting Desa Raya Kecamatan Berastagi.

Danrem 023/KS menyebutkan, sebagai anggota TNI wajib mengikuti kedisiplinan dan prosedur dalam menjalankan tugas, mengutamakan kordinasi dalam berkomunikasi, hingga kecanggihan teknologi di era sekarang ini dapat dimanfaatkan fasilitasnya sebagai penunjang tugas.

"Seorang anggota TNI lebih terhormat mati di medan tempur, daripada mati dalam kecelakaan mengejar disiplin dalam apel pagi. Saya tidak sependapat dengan hal, itu. Keamanan dan kenyamanan bertugas serta hidup rukun mengutamakan keluarga hal yang terpuji. Meskipun tugas nomor dua dibanding keluarga, tetapi rasa bela bangsa dan negara tetap terpupuk dengan subur, agar kedisiplinan diri tetap menonjol," katanya.

Untuk itu, gunakan hand pon sebagai alat komunikasi jika, sedikit terlambat dalam apel pagi dan gunakan pula teknologi ini secara stand by selama batas waktu yang dibutuhkan, jelas Danrem.

Sedang Ketua Persit Korcab Rem, Diah Hety Perkasa mengakui, bentuk cinta kasih yang diberikan kepada suami yang merupakan seorang TNI harus benar-benar tulus. Sebab, cinta yang dalam bentuk segalanya bukan saja sebagai penyemangat dalam tugas suami, tetapi sumber kebahagian dalam keluarga.

Dalam kunjungan ini juga dilakukan pemberian bingkisan, menanam bibit jambu, peresmian mushala ditandai pengguntingan pita oleh Ketua Persit Korcab Rem, Diah Hety Perkasa.

Simulasi Pam VVIP TNI AD Yonif 125 Simbisa Tanah Karo

KABANJAHE, KORAN KARO
Simulasi pengamanan (Pam) VVIP TNI AD Yonif 125/Simbisa, yang mengawal mobil presiden dihadang massa dengan cara melakukan aksi demo menuntut kenaikan upah dan bakar ban di jalan saat mobil presiden berkunjung ke Kabupaten Karo digelar,di Kabanjahe, Sabtu (29/9) "Pengamanan VVIP TNI AD Yonif 125/Simbisa digelar selama tujuh hari mulai tanggal 24 September sampai tanggal 1 Oktober 2012. VVIP dilakukan sesuai dengan undang–undanng nomor 34/2004 untuk pengamanan kunjungan presiden, wakil presiden, pejabat negara serta tamu negara sederajat saat berkunjung ke Kabupaten Karo," kata Danyon Yonif/125 Simbisa, Mayor INF. Parluhutan M kepada wartawan di sela-sela PAM di markas komando (Mako), Kabanjahe.

Selain tugas pokok TNI AD Yonif 125/Simbisa mengatasi perang, juga melakukan tugas pengamanan yang bertujuan untuk keselamatan kunjungan dari kepala negara serta tamu negara apa bila datang ke daerah.

Pam VVIP diikuti 176 peserta, terdiri dari 146 pelaku dan penyelenggara 30 orang yang tergabung dengan Polisi Militer (PM). Selain memberi pelajaran teori selama 4 hari dan peraktek dua hari, lanjut Danyon.

Pantauan wartawan, latihan digelar dari markas komando (Mako) jalan lintas Kabanjahe menuju jalan Jamin Ginting dan dihadang para pendemo dengan yel–yel kenaikan gaji serta dibarengi atas pembakaran ban di jalan, ketika mobil presiden menuju titik lokasi Masjid Agung Kabanjahe.

Selama pelaksanaan PAM, ratusan masyarakat menyaksikan simulasi. Masyarakat banyak tertanya-tanya, kejadian apa yang terjadi dan sedikit mengetahui itu simulasi PAM.

Bupati Karo Lepas Ratusan Ekor Burung Jalak

KABANJAHE, KORAN KARO
Bupati Karo DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti melepaskan ratusan ekor burung Jalak yang diyakini dapat memangsa hama lalat buah, Kamis (27/9) pukul 09.33 WIB "Dengan dua ekor burung Jalak saja, diyakini mampu menjaga satu hektar tanaman jeruk. Jadi dengan semakin banyak burung dilepas, diyakini pemangsa ulat-ulat pada tanaman pertanian masyarakat Karo akan semakin mengarah menuju lebih baik," kata Bupati Karo seusai melepas burung Jalak di halaman Kantor Bupati Karo di hadapan sejumlah Kepala Desa se Tanah Karo.

Menurut bupati, dengan menjaga kelestarian lingkungan alam ditambah dengan prilaku masyarakat yang peduli lingkungan, dengan sendirinya hama akan berkurang.

Dengan demikian, perekonomian rakyat akan terdongkrak kembali setelah diporak porandakan hama lalat buah pada tanaman jeruk. Bahkan, sekarang ini hama lalat buah tidak hanya merusak tanaman jeruk, tetapi tanaman tomat dan terong antaboga juga sudah mulai diserang lalat buah.

"Begitu juga dengan tanaman kelapa dan kemiri sudah mulai menurun produksinya. Hal ini, tentu saja sangat merusak sendi-sendi perekonomian rakyat yang mayoritas petani," katanya.

Kegiatan melepas burung jalak ini akan dilanjutkan secara terus menerus sampai pada tingkat kecamatan dan desa. Kepada Camat se jajaran Pemerintah Kabupaten Karo, disarankan bupati agar melepas burung jalak.

Pemerintahan desa juga disarankan, untuk membuat peraturan di desa agar larangan bagi para pemikat burung dan juga melarang penangkapan ikan dengan cara menyetrum