Keterangan Foto : Panen jeruk di Kabupaten Karo semakin menurun seiring dengan serangan lalat buah
TANAH KARO, KORAN KARO
Serangan hama lalat buah masih menyerang tanaman jeruk di Kabupaten
Karo, Sumatera Utara, sehingga bukan hanya membuat produksi turun,
tetapi harganya juga bertahan mahal di tingkat petani.
Petani
jeruk di Kabupaten Karo, S.Ginting mengatakan, lalat buah menyerang
buah jeruk petani yang mulai memasuki masa matang sehingga buahnya
berjatuhan sebelum dipanen.
Akibatnya, kata dia hari ini, meski
masih dalam masa musim panen, produksi tetap saja sedikit dan itu
membuat petani harus menjual jeruknya dengan harga tetap murah di
kisaran Rp6.000 - Rp8.000 per kilogram (kg).
Pemerintah
provinsi dan pusat, kata dia, sudah melihat dan membantu penanganan
serangan lalat buah itu, tetapi nyatanya belum mampu juga membasmi
serangga itu.
Petani sendiri juga sudah kehabisan akal
menangani serangan lalat buah itu. "Diapain pun termasuk disemprot
pestisida terus-terusan, serangga juga tidak mati, sehingga petani
pasrah.Mau gimana lagi,"katanya.
Dengan tingginya serangan
lalat buah itu yang menyebabkan kegagalan panen hingga 50 persen, harga
jual yang mahal Rp6.000 - Rp8.000 per kg itu tidak juga menguntungkan
petani.
"Dampaknya sekarang petani malas memupuk atau merawat
jeruk karena takut semakin merugi lebih besar dimana biaya produksi
tidak seimbang dengan hasil panen dan jual," katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Balai Benih Induk (BBI) Hutagadung Berastagi,
Akim Purba, belum lama ini, mengakui, dewasa ini Sumut khususnya di
Berastagi, Karo dan sekitarnya masih kesulitan mendapatkan benih jeruk
berkulitas.
Melihat kondisi itu, kata dia, pihaknya meningkatkan
persedian benih jeruk kepada penangkar benih untuk memenuhi kebutuhan
petani. Peremajaan tanaman jeruk di Karo, kata dia, harus diakui sudah
sangat mendesak.
Selain karena sudah berusia tua atau rata-rata
umur 20-25 tahun, juga karena banyak yang terserang hama. Tanaman
jeruk yang sudah tua atau tidak produktif, menurut Akim, berkisar 25
persen dari total luas areal tanaman jeruk di Karo yang 2.000-an
hektare.
Penggunaan bibit berkualitas dan pengendalian hama
serta penyakit secara terpadu, diharapkan bisa menekan serangan
serangga seperti lalat buah di jeruk petani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar