Rabu, 13 Juni 2012

Petani Karo Masih Berjuang Melawan Lalat Buah

Keterangan Foto : Panen jeruk di Kabupaten Karo semakin menurun seiring dengan serangan lalat buah
TANAH KARO, KORAN KARO
       Serangan hama lalat buah masih menyerang tanaman jeruk di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, sehingga bukan hanya membuat produksi turun, tetapi harganya juga bertahan mahal di tingkat petani.
Petani jeruk di Kabupaten Karo, S.Ginting mengatakan, lalat buah menyerang buah jeruk petani yang mulai memasuki masa matang sehingga buahnya berjatuhan sebelum dipanen.

      Akibatnya, kata dia hari ini, meski masih dalam masa musim panen, produksi tetap saja sedikit dan itu membuat petani harus menjual jeruknya dengan harga tetap murah di kisaran Rp6.000 - Rp8.000 per kilogram (kg).

Pemerintah provinsi dan pusat, kata dia, sudah melihat dan membantu penanganan serangan lalat buah itu, tetapi nyatanya belum mampu juga membasmi serangga itu.

Petani sendiri juga sudah kehabisan akal menangani serangan lalat buah itu. "Diapain pun termasuk disemprot pestisida terus-terusan, serangga juga tidak mati, sehingga petani pasrah.Mau gimana lagi,"katanya.

      Dengan tingginya serangan lalat buah itu yang menyebabkan kegagalan panen hingga 50 persen, harga jual yang mahal Rp6.000 - Rp8.000 per kg itu tidak juga menguntungkan petani.

        "Dampaknya sekarang petani malas memupuk atau merawat jeruk karena takut semakin merugi lebih besar dimana biaya produksi tidak seimbang dengan hasil panen dan jual," katanya.

       Pelaksana Tugas Kepala Balai Benih Induk (BBI) Hutagadung Berastagi, Akim Purba, belum lama ini, mengakui, dewasa ini Sumut khususnya di Berastagi, Karo dan sekitarnya masih kesulitan mendapatkan benih jeruk berkulitas.
      Melihat kondisi itu, kata dia, pihaknya meningkatkan persedian benih jeruk kepada penangkar benih untuk memenuhi kebutuhan petani. Peremajaan tanaman jeruk di Karo, kata dia, harus diakui sudah sangat mendesak.

        Selain karena sudah berusia tua atau rata-rata umur 20-25 tahun, juga karena banyak yang terserang hama. Tanaman jeruk yang sudah tua atau tidak produktif, menurut Akim, berkisar 25 persen dari total luas areal tanaman jeruk di Karo yang 2.000-an hektare.

       Penggunaan bibit berkualitas dan pengendalian hama serta penyakit secara terpadu, diharapkan bisa menekan serangan serangga seperti lalat buah di jeruk petani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar