Senin, 16 Juli 2012

Petugas Panti Parawasa Brastagi Asal Tangkap

 KETERANGAN FOTO : Beberapa orangtua berkerumun di panti Parawasa Brastagi yang ingin menemui anaknya yang terjaring razia, Minggu (15/7).

BERASTAGI, KORANKARO
Saat menikmati minuman di Cafe Citra Sri Gunting Medan, Sabtu (14/7) pagi, tiga perempuan turut diangkut petugas dan digiring ke Panti Rehabilitasi Wanita (Parwasa) ke Brastagi. Padahal seorang diantaranya adalah ibu rumahtangga yang sedang memiliki bayi. Menurut orangtua salah seorang korban yang minta namanya diinisialkan, NH (51) didampingi suaminya JN (55), ketiga anaknya belum ada satu jam berpisah dengan keluarganya saat menghadiri acara pesta kerabatnya tidak jauh dari Cafe Citra. Namun, karena hendak ingin duduk dan santai, anak tertuanya mengajak adik dan sepupunya duduk di cafe itu.

"Belum sampai 20 menit mereka duduk di cafe itu, datang petugas mengerebek/merazia cafe yang tepatnya ada di seberang cafe Citra. Namun, karena tidak merasa membawa apa-apa dan memang tidak berbuat apa-apa selain minum ringan saja, anak saya dan keponakan saya duduk saja. Tetapi saat tim razia terdiri dari gabungan aparat langsung membawa anak saya. Padahal KTP anak saya lengkap semua," ujarnya.

Ditambahkannya, salah seorang anaknya YL (30) seorang ibu rumahtangga memiliki seorang anak yang berusia 1,6 bulan, masih harus diberi ASI juga tidak dizinkan pulang. "Kasihan anaknya, menagis terus-terusan, anak saya itu bukan pekseja seks kenapa harus dibina, apa salah minum di cafe?,"keluhnya

Setelah mengunjungi anaknya di halaman Panti Rehabitasi Wanita (Parawasa), ibu itu menangis, pasalnya tidak satupun anaknya yang dizinkan pulang.

Salah seorang anaknya LL (28) juga adalah salah satu mahasiswa di sebuah perguruan tinggi jurusan kedokteran sedang NS (18) baru menyelesaikan SMA dan sedang demam, bahkan semuanya punya indentitas.

Lain halnya dengan E Syahputra (52), dia mengaku anaknya EN (25) juga terjaring di cafe yang sama. Dia mengaku, begitu EN diangkut dia mengejar hingga ke depan kantor Bupati Deliserdang dan memohon kepada salah satu pegawai Satpol PP bernama Sutan yang merazia agar EN bisa dikeluarkan.

Minta Rp400 Ribu
"Entah dasar apa Sutan berjanji mengeluarkan EN bila bersedia membayar Rp 400 ribu. Tanpa menunggu lama permintaanya saya turuti, tetapi sampai saat ini petugas Satpol PP itu belum juga mengeluarkan anak saya," ujarnya.

Pemilik Cafe Citra YP kepada wartawan mengatakan, sebelum terjadi penggerebekan, dia melihat cafe yang terletak tepat di depan cafe miliknya dirazia petugas.

"Karena kami melihat, ya kami hidupkan semua lampu, dan menyuruh seluruh tamu yang hadir untuk tidak panik. Karena cafe kami tidak menyediakan PSK. Namun begitu petugas masuk langsung merazia memisahkan yang pria dan wanita. Tanpa menunggu lama seluruh pegawai dan beberapa tamu diangkut," ujarnya.

Saat berkunjung ke Parawasa di Brastagi, pemilik kafe menanyakan kepada petugas Panti Rehabilitasi Wanita (parawasa) apakah pegawai dan tamu yang diangkut bisa dibawa pulang, namun pihak Dinas Parawasa tidak memberikan izin.

"Petugas Parawasa mengatakan mereka yang terjaring dibina terlebih dahulu.Saya heran apakah mereka menganggap pekerja waitres dan biduan bahkan tamu yang ada di cafe adalah PSK, hingga harus dibina dulu?," ujar YP.

Saat hal ini dikonfirmasikan kepada Kepala Panti Rehabilitasi Wanita Parawasa Brastagi Drs Halomoan Samosir, dia mengatakan, tidak bersedia bertemu. Beberapa petugas mendatangi wartawan dan menyampaikan, orang nomor satu di Parawasa Brastagi tersebut tidak dapat diganggu karena sedang beristirahat.

Saat dihubungi melalui telepon selularnya Drs Halomoan Samosir tidak menjawab, begitu juga saat dikirim pesan singkat dia juga tidak bersedia membalas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar