Senin, 02 Juli 2012

Bupati Karo Pasang Perangkap Lalat Buah Jeruk

KETERANGAN FOTO : Bupati Karo Dr (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti didampingi Kadis Pertanian/Perkebunan Agustoni Tarigan, SP, Kabag Tapem, Drs Mangat Ginting, MSi, sedang memasang perangkap lalat buah di lahan pertanian jeruk milik Kades Dokan Jeremia Ginting

TANAH KARO,KORAN KARO
  Bupati Karo, Dr (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti bersama warga 10 kecamatan sebagai sentra tanaman jeruk, Rabu (27/6) secara simbolis memasang alat perangkat di perladangan jeruk milik Kades Dokan, Jeremia Ginting. Bupati melakukan itu usai koordinasi penaggulangan hama lalat buah pada tanaman jeruk di losd Desa Dokan Kecamatan Merek

Sebelumnya bupati meminta petani jeruk agar jangan lagi beternak hama lalat buah, yang nota bene merugikan ekonomi masyarakat petani.

Karena selama ini masyarakat petani dianggap tidak mengindahkan saran petugas teknik dalam pengendalian hama.

Untuk itu, diminta kepada petani jeruk dalam hal pengendalian selalu berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan serta penyuluhan, katanya.

"Kalau SKPD tidak respon dengan laporan masyarakat petani dalam pengendalian hama lalat buah, silakan hubungi saya. Saya akan menindak lanjuti laporan kalian semua, agar peningkatan ekonomi berbasis pertanian akan terlaksana dengan kerjasama dan koordinasi kita semua," jelas Bupati.

Sedangkan Kadis Pertanian dan Perkebunan Agustoni Tarigan, SP menyebutkan, sentra produksi holtikultura di Indonesia terutama di Karo telah menjadi ikon Sumatera Utara, karena Karo merupakan sentra produksi jeruk ke tiga di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Barat, katanya.

Luas tanaman jeruk di Karo sesuai data 14.356 ha, dimana jeruk menyebar di 17 kecamatan. Tetapi 10 kecamatan sentra produksi jeruk Karo antara lain, Barusjahe, Dolatrayat, Tigapanah, Merek, Berastagi, Simpang Empat, Naman Teram, Merdeka dan Kabanjahe.

Jeruk Karo pada akhir-akhir ini banyak mengalami penurunan kuantitas dan kualitas akibat dari beberapa fakor salah satunya hama lalat buah.

Kemudian, umur sudah tua, harus direplanting karena pertumbuhanya sudah mencapai ambang batas, akibat serangan organism penggangu tanaman yang paling menonjol adalah hama lalat buah.

Lalat buah bisa merugikan petani hingga 90 persen.

"Maka, mau tidak mau, maka sejak saat ini kita harus perang dengan lalat buah. Dengan 4 teknnik yang telah dirancang yakni, kegiatan hari ini menjadi titik awal pengendalian hama lalat buah yang didukung pemerintah pusat.

Dirancang khusus dan menjadi sowindo di Indonesia, kalau ini berhasil dan akan menjadi percontohan di seluruh Indonesia," jelasnya.

Pemerintah pusat dan daerah sangat perduli dengan peristiwa alam yang merugikan petani ini, maka pada tahapan ini dibuat "sowindow" lahan pertanian jeruk 100 hektar dengaan alat perangkap 2.000 unit.

Untuk 1 ha, digunakan 16 unit, sedangkan 400 unit di sebar di keseluruhan pada areal yang kurang terurus lahan pertanian jeruk di desa Dokan, ujar Tarigan.

Kades Dokan Jeremia Ginting didampingi Ketua Gapoktan Persadan Sembiring mewakili masyarakat petani jeruk, menyebutkan sepakat memerangi lalat buah.

Dia meminta agar bupati dan SKPD-nya agar tetap memonitor serta memberikan pencerahan dalam penanggulangan lalat buah yang berkesinambungan agar visi dan misi pemkab meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis pertanian akan tercapai.

Amatan wartawan di lapangan, selain Dinas Pertanian dan Perkebunan serta Badan Penyuluhan, rombongan turut Asisten I dan II serta Camat sekabupaten Karo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar