Jumat, 02 November 2012

Pelayanan RSU Kabanjahe, Bobrok !!!!!!

Keterangan Foto :
Direktur RSU Kabanjahe, dr Tery Surbakti ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya.
KABANJAHE, KORAN KARO
Managemen RSU Kabanjahe dinilai bobrok, khususnya dalam melakukan pelayanan pasien di RSU milik Pemkab Karo itu. Penilaian pelayanan tersebut karena sejumlah   pasien merasa kecewa terhadap pelayanan buruknya di rumah sakit tersebut .
            Pasalnya, sejumlah pasien termasuk masyarakat yang berhak memperoleh pelayanan jamkesmas dan  peserta Askeskin harus menunggu berjam-jam mendapat perawatan di RSU Kabanjahe, karena paling cepat dokter di RSU itu baru tiba pada pukul 11.00 WIB untuk melayani pasien.
            Hal itu terungkap saat sejumlah keluarga pasien mengutarakan keprihatinanya terkait kondisi RSU Kabanjahe, kepada sejumlah wartawan, Rabu (31/11).
            “Sangat disayangkan bangunan RSU Kabanjahe ini kelihatan megah dari luar  tapi dari dalam semrawut.  Belum lagi pelayana sangat mengecewakan.   Tenaga medisnya sangat tidak bersahabat. Mulai dari dokter yang memeriksa pasien yang hanya satu kali dalam sehari diatas pukul 11.00 WIB siang, peralatan yang tidak memadai seperti alat ukur tensi, sampah yang berserak dimana-mana, parkir sepeda motor milik staf ada di dalam ruangan RSU Kabanjahe” ujar keluarga pasien  bermarga Ginting di ruang  lima yang enggan menyebutkan identitasnya.
            Di ruang lima , yang merupakan ruang rawat inap pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) jangan berharap dilayani dengan baik. Mulai dari bantal, selimut sama sekali tidak ada, minta air putih untuk minum pasienpun susahnya minta ampun, bebernya.
            Hal yang sama dikatakan keluarga pasien yang lain. A Br Sembiring (51) mengaku kesal akan pelayanan RSU Kabanjahe. Lebih gawat lagi bila malam hari. “Saat kita panggil perawat atau tenaga medis, yang datang malah mahasiswi Akademi Perawat (Akper) yang lagi Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSU yang datang. Itupun setelah kita capek bolak-balik memanggilnya. Coba bayangkan, mahasiswi PKL yang memeriksa pasien, makin tambah parahlah jadinya penyakit kita, karena dihantui perasaan was-was,” ketusnya.
            Bahkan barang-barang milik keluarga pasienpun sering kehilangan. Makanya kalau ada keluarga kita dirawat disini, hati-hati kalau malam hari, ungkapnya.
Bukan saja soal pelayanan kesehatan yang disorot berbagai elemen masyarakat, sarana dan fasilitas juga dinilai tidak layak lagi dan tidak tertata dengan baik. Parahnya lagi, dokter yang memeriksa pasien juga tidak dispilin dengan waktu. Seharusnya dia datang pukul 8.00 WIB pagi, tapi dokter datang pada pukul 11.00 WIB siang. Ada dokter seharusnya pakaian baju putih-putih agar tampak dokter. Tapi ada dokter pakaian bebas. Jadi tidak tahu apakah dia itu dokter atau tidak, ujarnya.
Tidak seharusnya RSU Kabanjahe jorok dan tidak tertata dengan baik mengingat cleaning service yang sudah ada, tapi buktinya dimana-mana sampah berserakan, ujarnya.
Hal yang lebih ekstrim dikatakan salah seorang warga Kabanjahe, Rakut Tarigan (48). “Sales-sales obat bebas keluar masuk ke ruang rawat inap pasien menemui dokter yang sedang bertugas. Lucunya lagi, dokter-dokter RSU Kabanjahe terkesan “tunduk” kepada sales-sales obat yang menawarkan beragam jenis obat, dengan meninggalkan pasien,” ujarnya.

RSU Kabanjahe Saat Malam Hari Seram
Salah seorang warga R Tarigan (42) warga Kabanjahe mengatakan pada siang hari saja, buluroma merinding  melihat bangunan kamar mayat. Ini bangunan paling ujung selatan RS. Sebelumnya kita harus terlebih dahulu melewati dapur umum dan kamar cuci pakaian. Keduanya keadaannya tidak layak pakai lagi. Belum lagi pada malam hari RSU Kabanjahe terlihat seram karena sebagian   ruangan di RSU Kabanjahe gelap sehingga pasien tidak nyaman dan merasa takut
Kendati RSU ini telah tersedia alat EKG, Radiologi, USG, Endoskopi, dua buahHemodialisa (alat cuci darah), Blood Bank (bank darah) namun warga Kabupaten Karo kelas “berduit” lebih banyak dirawat dan berobat ke Penang seperti RS Lam Wah Ee dan RS Adventis, Malaysia maupun ke Singapura. Mungkin saja penyebabnya, akibat pelayanan dan fasilitas yang belum maksimal.
Ketika hal itu dikonfirmasikan kepada Direktur RSU Kabanjahe, dr Tery Surbakti, Rabu (31/11) di ruang kerjanya membenarkan beragam keluhan terkait pelayanan rumah sakit milik Pemkab Karo yang dipimpinnya. “Salah satu visi saya kemari ya untuk membenahi itu semua. Secara bertahap, kita benahi terus. Namun soal kebersihan, rumah sakit ini sudah jauh lebih bersih,” kelitnya.
Menyinggung kedisplinan dokter specialis, itu ada aturannya. Profesi dokter tidak bisa disamakan dengan PNS. Namun demikian, tanggungjawab moral tetap kita utamakan melayani pasien, pungkasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar