Kamis, 02 Agustus 2012

Pemerintah Pusat Akan Serius Tangani Masalah Jeruk Karo

JAKARTA,KORANKARO
  Pemerintah pusat akan serius tangani masalah lalat buah Jeruk Tanah Karo dan menggiatkan kembali budidaya bawang Samosir. Hal tersebut disampaikan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Dr. Ir. Hasanuddin Ibrahim Sp.I saat menerima kunjungan Anggota DPD RI Asal Sumatera Utara Parlindungan Purba SH MM, Selasa (31/7). Turut hadir dalam pertemuan tersebut Direktur Perlindungan Hortikultura Ir. Soesilo M.Si.

   Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut kunjungan kerja Parlindungan Purba ke Tanjung Barus Tanah Karo, belum lama ini. Pada kesempatan tersebut, disampaikan aspirasi para petani jeruk di Tanah Karo yang sedang mengalami masalah akibat serangan lalat buah yang menyerang tanaman jeruk. Bahkan para petani terancam gagal panen akibat serangan hama tersebut.

   Menanggapi hal tersebut, Hasanuddin katakan bahwa Pemerintah Pusat akan menangani dengan serius pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) lalat buah yang menyerang tanaman jeruk di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

   Kabupaten Karo adalah sentra produksi jeruk Siem Madu seluas 11.700 ha yang tersebar di sembilan kecamatan, dengan tanaman berproduksi seluas 8.900 ha dan tanaman muda 2.800 ha. Produksi buah sebanyak 359.445 ton/tahun dengan produktivitas 422 kwintal/ha. Luas areal tanaman tua, cenderung tidak dipelihara seluas 30% dan areal yang terserang OPT lalat buah seluas 426,5 ha.

   Serangan OPT lalat buah ini sangat merugikan karena langsung menyerang buah yang dikonsumsi dan sekaligus mampu menurunkan produksi hingga 30-80%, bahkan dapat menyebabkan gagal panen, jelas Hasanuddin. Berdasarkan survei yang dilakukan Pemerintah Pusat, serangan OPT lalat buah ini menyebabkan buah jeruk rontok sebanyak 23%. Per 100 buah jeruk yang jatuh disebabkan oleh serangan lalat buah sebanyak 22% oleh penicillium 14% dan oleh kerah tangkai sebanyak 64%.

   Untuk pengamanan produksi jeruk Tanah Karo, telah dilakukan kerjasama antara Direktorat Perlindungan Hortikultura dengan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Sumatera Utara, Dinas Tanaman Pangan Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemkab Tanah Karo, IPB dan German International Cooperation (GIZ).

   Parlindungan kembali tekankan agar koordinasi di lapangan dapat semakin ditingkatkan antar dinas terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Penyuluh Pertanian dan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Pertanian.

Bawang Samosir

   Selain masalah jeruk, Parlindungan juga sampaikan agar Pemerintah Pusat perhatikan bawang samosir yang produksinya saat ini sudah sangat sedikit. Diharapkan agar ada langkah nyata untuk menggairahkan budidaya bawang tersebut.

   Hasanuddin menyampaikan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Sumatera Utara untuk mencari solusi permasalahan tersebut. Hasanuddin akan mengupayakan maksimal agar budidaya dan produksi bawang samosir dapat digiatkan kembali sebagai produk andalan.

   Diupayakan juga agar petani di sentra bawang di Brebes dapat berinvestasi serta berbagi teknologi di Samosir sehingga dapat menghidupkan kembali bawang samosir. Selain itu, diupayakan juga penangkaran bibit bawang di Sumatera Utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar